Kerjaan pas liburan. Pacaran?

Ne gw ga berharap bakal jadi post trakhir tentang pacaran. Duh kenapa yaa urusan cinta tu selalu jadi hal yang ribet.

Jadi gini. Semenjak libur (semester), kerjaan gw buka internet, maen game, makan (dan terus berulang). Kaskus salah satu website yang sering gw buka, meski gw bukan kaskuser si. Kebetulan kali ini gw penasaran sama orang-orang pacaran. Nah! Kemudian, di dapatlah beberapa curhatan para kaskusers.

Ada satu kalimat dalam sebuah thread yang ga dicantumin disini, yang isinya

"buat apa pacaran?"

Dari situ gw berpikir macem-macem. Salah satunya....
Kalau dipikir-pikir si itu pertanyaan yang bodoh. Kayaknya di jaman modern yang serba teknologi, ga mungkinkan orang kenalan lalu langsung nikah. Ataukah mau kembali ke jaman-jaman dahulu kala seperti Siti Nurbaya di jodohkan dengan sapa tu... lupa gw.

Gw heran sama beberapa temen gw. Entah mereka gampang banget dapet pacar baru. Kayak uda ada investasi gitu. Pernah seseorang yang gw kenal berkata (waktu tu dia masi dalam masa pdkt sama mantannya-waktu itu calon pacarnya) "Cari banyak temen deket biar klo putus ntar ada gantinya"
Klo menurut gw pribadi si pacaran itu bukanlah sebuah hal yang maen-maen. Yah, secara gw juga ga mau nyakitin hati orang dengan sengaja. Biasanya, yang menjadi masalah di dunia percintaan seperti ini:
1. Teringat lagi mantan
2. Uda sreg (baca:cocok) sama pacar yang ini, tetapi ternyata orang tua si pacar ga setuju (atau orang tua anda)
3. Pacar selingkuh/menduain
4. Menyatakan cinta (baca:selingkuh) sama orang lain, sementara status masih menjadi pacar seseorang
5. Terbawa hawa nafsu dan melakukan "hal-hal" tertentu ketika sedang berduaan, kemudian pacar minta putus
6. Mendapatkan pacar ternyata seorang yang tidak benar (narkobaan, dsb) atau sudah ternodai
7. Mendapatkan pacar ternyata uda ada pacar lain
8. Menghamili atau dihamili pacar
9. Awalnya janji hanya temanan. Kemudian cinta bertepuk sebelah tangan
10. Merasa pacarnya egois atau bosan dengan pacar yang sekarang atau merasa pacar tidak bisa mengerti keadaan lo
11. Merasa depresi setelah melihat historia kenangan pacar lo dengan mantannya
12. Minder karena pacar lo ganteng/cantik sementara lo kurang tampangnya
13. Lo ga mau backstreet tapi pacar memaksa (atau kebalikannya)

Nah, gimana? Pembaca sekalian ada diantara yang gw tulis ga? :)
Itu yang diatas berdasarkan pemikiran gw aja si.

it is about love (again)

No matter how you divide your love, there must be someone who get stronger love from you, and that one "who get stronger love" is the one you love most.

"Love can't divide" - NO! Love can divide.
The problem is, how do you make it?

"Love is something that you can't play with" - the truth is love is something that you CAN play with.
My question is, what are you going to do with your 'game'?

A quote: "one form of loving is when you just want the best for someone, whether it includes you or not"
Yeah, as long as you don't hurt yourself.

Where can you find love?
That's a question, but not to be answered.

uang

Masalah keuangan adalah masalah sosial. Betul?
Memiliki uang berarti dapat memiliki berbagai macam hal.
Uang adalah suatu barang yang dapat membuat orang senang dan menangis.

Hampir semua hal membutuhkan uang. Bahkan jika hidup seseorang dapat diperpanjang, uang bukanlah suatu persoalan. Seolah-olah uang ada dikedudukan paling atas. Yaaa klo dibilang uang "ga penting", itu salah, klo dibilang "penting".. salah juga.

Manusia dari dulu hingga sekarang terus mencari uang setiap hari.
"Manusia bekerja untuk uang". Apapun dan bagaimanapun caranya, uang harus didapatkan. Hingga pada akhirnya ada perumpamaan "tidak kerja tidak dapat uang" dan "tidak kerja tidak dapat makan". Kalau dirumuskan kedalam persamaan maka:

tidak kerja tidak dapat uang = tidak kerja tidak dapat makan
uang = makan

Namun, ternyata persamaan tersebut tidaklah selalu benar. Diperuntukan bagi mereka yang memiliki orang tuanya kaya, mereka tidak perlu mencari uang untuk makan. Tidak perlu bekerja keras untuk mencari uang. Alhasil, ada 'beberapa' orang (anak) yang didik dalam lingkungan berkecukupan dan anak-anak tersebut tidak mengetahui bahwa uang itu kejam. "Mungkin saja orang tuanya sudah simpen duit buat anak cucunya"... ya sapa tau :)

Berbicara tentang uang, ada sebuah buku yang sudah cukup lama. Buku tersebut terbit di tahun 2000an. "Rich Dad Poor Dad" adalah judul buku tersebut. Didalam buku itu ada sebuah kalimat yang entah kenapa terus teringat (ga secara persis tapi).
"Ayah miskin berkata sekolah yang tinggi untuk mempermudah pekerjaan. Ayah kaya berkata jangan kamu bekerja untuk uang tetapi, buatlah uang bekerja untuk kamu"

Hidup dalam uang tapi jangan hidup demi uang.

satu hal penting yang (mungkin) terlewatkan

Entah sadar atau tidak, kita sering membicarakan orang lain. Hal baik, buruk, atau kadang hal-hal memalukan yang orang lain lakukan. Yaa.. hal tersebut menjadi sebuah obrolan ringan yang dapat meringankan hati. Tanpa kita tahu bahwa mungkin yang kita obrolkan dapat membuat nama baik orang tersebut tercemar (semoga tidak).

Kadang, apa yang kita obrolkan ternyata 'bagaikan angin', dapat tersebar kemanapun. Sewaktu-waktu ketika orang yang kita obrolkan mengetahui bahwa dirinya diobrolkan, apa perasaan orang tersebut?

Ada orang yang ketika mengetahui dirinya dibicarakan, ia tidak akan memiliki rasa percaya diri lagi.
Ada pula yang akan merasa dirinya tidak demikian, sehingga ia akan cuek terhadap obrolan 'angin' tersebut.
Ada juga yang akan marah terhadap orang-orang yang membicarakannya.

Bagaimana jika orang yang diobrolkan adalah tipe yang marah?
...
Biasanya, ketika orang tersebut marah, ia akan mengatakan "beraninya cuma ngomong di belakang?" atau "klo berani ayo ngomong langsung!". Namun, pernahkah anda sadar bahwa ketika ada orang yang mengatakan kejelekan anda secara langsung, anda akan marah. Entah didepan orang tersebut atau dibelakang orang tersebut. Memang, tidak semua orang marah. Ada beberapa orang yang dapat menerima kritik orang lain secara lapang dada, tetapi banyak yang tidak.

Ada satu hal yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari.
Ketika teman baik anda atau orang terdekat anda mengatakan kejelekan anda atau mengkritik, anda akan mendengarkan kata-kata orang yang mengkritik anda. Namun, bila seseorang yang anda benci mengkritik anda, besar kemungkinan anda akan berkata "siapa sih dia? orang kayak gitu berani ngatain orang lain" (yah, intinya kata-katanya kayak gitu deh :P)

Pernahkah terlintas dibenak anda kalau posisi anda ternyata tidak lebih tinggi dari orang yang mengkritik anda?

Ada suatu kisah, entah, pernah terjadi hal serupa atau tidak dalam kehidupan anda.
Pernah, seseorang dibicarakan oleh sekelompok orang. Anggap saja "A" membicarakan "B" kedalam kelompoknya. A menceritakan bahwa B adalah orang yang payah dan malas. A selalu menjelek-jelekan B. Namun, suatu saat B mendengar bahwa A menjelek-jelekan dirinya. Kemudian, B mendatangi A dan marah-marah kepada A. B berkata "beraninya maen belakang. klo berani ayo sini. ngomong sekarang.". Kemudian A membalas "iya. lo tu orang yang males. ga ada gunanya klo kerja kelompok. kerjanya cuma numpang nama". Apa yang dikatakan A sesuai kenyataan, tetapi B tetap kesal dan marah-marah. Tidak ada perubahan setelahnya, yang ada hubungan A dan B makin menjauh.

Memang, kritik atau ejekan orang tidak selalu benar. Akan tetapi, ada baiknya hal-hal tersebut dipertimbangkan dan di jangan disimpan dalam hati. Bagaimana pun, tidak ada hal yang sempurna dalam hidup. Jadi, membicarakan dan dibicarakan orang, bukanlah suatu masalah yang besar, yang terpenting jangan di simpan didalam hati dan jangan terbawa perasaan/emosi.

be calm and stay cool
"be calm" is the most important :P


---------------------

Post ini tidak untuk menghina seseorang atau golongan tertentu. Post ini ditulis berdasarkan ide setelah menonton film (drama). Semoga berguna.