1 detik untuk membaca

Apa yang kita lakukan hari ini, mungkin hampir tidak ada bedanya dengan kemarin. Apa yang kita lakukan hari ini mungkin adalah sebuah rutinitas. Akan tetapi, ada satu hal yang setiap hari berbeda, yaitu pengalaman dan usia. Sadar atau tidak sadar, waktu terus berjalan. Sedetik yang telah lewat tidak dapat kembali. Jikalau waktu dapat dijual, tidak dapat disangkal, orang akan membeli waktu sebanyak-banyaknya.

Ada pepatah, waktu satu detik bagi pembalap adalah waktu yang sangat menentukan, apakah ia menjadi juara pertama atau kedua atau mungkin tidak juara.
Waktu satu detik bagi dokter yang sedang melakukan operasi adalah satu detik dimana nyawa pasien ditentukan.

Waktu satu detik bagi orang yang sakit keras adalah sebuah anugrah bahwa ia dapat melewati detik-detik sebelumnya. Satu detik lebih lama, berarti satu detik ia dapat merasakan kebersamaan dengan orang-orang terdekatnya di dunia fana ini.

Seorang teman pernah berkata “kau semakin dekat dengan kematianmu. Selamat ulang tahun”… Jika dibaca sekilas, kata-kata tersebut seolah-olah mengutuk kita agar cepat mati, tetapi ternyata tidak. Kita berulang tahun berarti kita bertambah tua. Bertambah banyak pengalaman yang telah kita dapat (meski belum tentu menjadikan kita bijaksana). Bertambah tua setahun menjadikan kita telah melewati satu tahun. Apa yang telah kau lakukan selama tahun yang telah berlalu tersebut dan mengapa kau melakukannya dapat menjadi sebuah refleksi pribadi agar tahun yang kau jalani menjadi lebih baik.

Menjadi lebih tua diharapkan mendapatkan pengalaman yang banyak. Lebih tua diharapkan menjadi lebih bijaksana. Lebih tua diharapkan dapat menentukan sebuah pilihan yang benar. Sebuah pilihan yang baik adalah sebuah pilihan yang benar bukan yang enak (Mario Teguh).

Mungkin ketika kau membaca tulisan ini memakan waktu beberapa detik, bahkan menit, tetapi semoga apa yang kau baca berguna hingga melebihi waktu yang kau gunakan untuk membaca tulisan ini.

No comments: